Saat ini dimana-mana
ketika melihat sebuah bangunan yang sedang dalam tahap pembangunan
terutama yang sedang mangerjakan rangka atap, maka akan kita lihat
struktur rangka ata baja berwarna perak,silver digunakan untuk rangka
struktur atap, jarang lagi digunakan kayu seperti biasanya. Itulah
konstruksi rangka atap baja ringan yang semakin banyak digunakan, bukan
hanya pada proyek-proyek besar dan mewah tetapi sudah digunakan juga
pada proyek-proyek rumah tinggal tingkat menengah-bawah, gedung sekolah,
ruko, bangunan masjid dan lai-lain. Penggunaan bahan yang yang popular
dengan sebutan “Baja Ringan” ini penyebarannya tidak terbatas di
sekitaran Jabodetabekser saja, dari hasil pengamatan kami sejauh ini
penyebaran penggunaan material baja ringan sudah merambah sampai ke
daerah diluar pulau jawa, bahkan didaerah yang terkenal dengan kekayaan
sumber kayunyapun sudah beralih tidak menggunakan kayu lagi, namun
menggunakan baja ringan untuk struktur konstruksi atap bangunannya.
”Baja ringan”…..., apa itu……, kenapa disebut …. ringan,…..?
Baja yang kita kenal dan
umum dalah baja siku, baja WF, H, I dst, berbeda dengan baja
konvensional tersebut, baja ringan merupakan baja mutu tinggi yang
memiliki bobot ringan dan sangat tipis, namun memiliki kekuatan setara
dengan baja konvensional. Baja ringan ini termasuk jenis baja yang
dibentuk/diroll dalam keadaan dingin (cold form steel).
Profil rangka atap baja
ringan didesain dengan sedemikian rupa agar memudahkan dalam
transprtasi, pabrikasi dan pemasangan dilapangan. Kalaupun tipis, baja
ringan memiliki derajat kekuatan tarik yang sangat tinggi yaitu sekitar
550 MPa, Sedangkan baja konvensional memiliki kekuatan tarik sekitar 300
MPa. Dengan kelebihan kekuatan tarik dan tegangan yang sangat tinggi,
maka transformasi bentuk profilnya menjadi tipis. Ketebalan baja ringan
yang tersedia dipasaran umumnya berkisar antara 0,4mm – 1mm.
Kalkulasi teknikal,
perhitungan structural baja ringan sangat berbeda dengan baja
konvensional,dalam hal ini penggunaan software baja ringan harus
memenuhi standarad yang umum digunakan mis: ( AS/NZS 4600-1996 LSDC
Australia), BS 5950-5-1998 code Practice for Desain of Cold Formed Thin
Gauge Ssection UK, ASTM DLL.
Aplikasi kuda-kuda
baja ringan sangat berbeda bila dibandingkan dengan kayu, yaitu jarak
kuda-kuda baja ringan dipasang lebih rapat. Semakin besar beban atap
yang harus dipikul, jarak kuda-kuda baja ringan semakin rapat. Misalnya
penutup atap dengan bobot ± 50 kg/m2 maka, jarak kuda-kuda bisa
mencapai setiap 1,4m. Sementara apabila bobot penutup atap mencapai ±
70kg/m2, maka jarak kuda-kuda bisa menjadi setiap 1,2m (jarak tersebut
tentu harus didasarkan pada hasil perhitungan yang akurat sebelumnya)
Sumber: http://rangkabaja.com
0 komentar:
Posting Komentar
untuk info dan pertanyaan tinggalkan komentar anda