Baja ringan sebagai alternatif baru
material rangka atap akhir-akhir ini makin populer dan bahkan menjadi
trend tersendiri, ditandai dengan banyaknya jumlah merk rangka atap baja
ringan di Indonesia. Di satu sisi, jumlah merk yang banyak itu membuat
konsumen bisa bebas memilih mana yang dianggap paling cocok dengan
kebutuhan ataupun dana yang tersedia. Tetapi di sisi lain, banyaknya
merk tersebut juga mengakibatkan terjadinya “perang harga” yang bisa
merugikan konsumen. Mengapa? Karena sudah banyak penjual rangka atap
baja ringan yang menurunkan standar kualitasnya agar harganya menjadi
“miring”. Penurunan standar kualitas itu tentu saja sangat membahayakan.
Sudah banyak berita mengenai robohnya rangka atap baja ringan di
berbagai lokasi, bahkan beberapa di
antaranya diberitakan di surat kabar.
Salah satu penyebab munculnya “kualitas non-standar” itu adalah karena
sampai saat ini di Indonesia belum ada peraturan (building codes) untuk
struktur bangunan dengan baja ringan! Di satu sisi dari pihak konsumen
baik itu pemilik rumah, kontraktor, ataupun developer memiliki problem
sendiri yaitu keterbatasan anggaran, sehingga kecenderungannya adalah
mencari produk baja ringan yang paling murah diantara penawaran yang
ada. Akan tetapi tentu saja ada konsekuensi-konsekuensi yang harus
ditanggung apabila penentuan produk baja ringan hanya didasarkan atas
harga, apalagi harga yang paling murah. Tidak salah apabila konsumen
ingin memilih produk baja ringan dengan harga penawaran serendah mungkin
tapi kualitas yang setinggi mungkin, namun pada kenyataannya di pasaran
banyak produk baja ringan bergaransi yang mematok harga murah tapi
tidak memenuhi standarisasi baik
dari segi pemasangan maupun bahan
sehingga mengakibatkan kerobohan atap.Oleh karena itu berhati-hatilah
dalam menentukan pilihan, karena apabila struktur baja ringan mengalami
kerobohan, nyawa seseorang maupun kredibilitas perusahaan menjadi
taruhannya.
Sumber: http://rangkabaja.com
0 komentar:
Posting Komentar
untuk info dan pertanyaan tinggalkan komentar anda