Selasa, 26 Februari 2013


Membangun atap masjid dengan struktur rangka atap baja ringan memiliki kekhasan tersendiri. Selain karena bentuknya selalu tidak umum, struktur yang harus dipasangnya juga termasuk struktur yang rumit. Rumitnya memasang struktur rangka atap baja ringan ini bukan menjadi alasan untuk menghindari baja ringan pada atap masjid. Melihat karakteristik masjid di Indonesia yang beragam, maka ini menjadi tantangan enjinir perencana baja ringan untuk mewujudkan bentuk atap sesuai dengan ciri yang ada tanpa mengesampingkan kekuatan strukturnya.


Sejumlah masjid yang dibangun di berbagai daerah senantiasa menonjolkan unsur–unsur daerah dengan nilai–nilai tradisionalnya. Oleh karena keterikatannya dengan budaya lokal tradisional sangat kuat, masjid dapat bertahan dalam kurun waktu yang lama, karena itu pada awal perkembangan Islam di Indonesia, masjid tampil sebagai bangunan yang bercorak tradisional daerah. Sebutlaah seperti arsitektur. Masjid Agung Demak, wujud arsitekturalnya merupakan pengembangan bentuk pendopo. Demikian pula masjid Menara Kudus adalah wujud akulturasi Islam dengan Hindu yang gerbangnya bercorak bangunan Majapahit. Dalam konteks arsitektur/lingkungan binaan terdapat sisi universalitas dalam konteks spiritualnya, yang menjadikan masjid mampu bertemu dan berdialog dengan beragam lokalitas di semua tempat dan zaman.

Pada perkembangan awal, masjid jelas tidak menggunakan bentuk kubah sebagai ciri atau simbol seperti yang telah difahami oleh sebagian besar masyarakat umum saat ini. Masjid Nabi di Madinah ketika dulu dibangun pada masal awal juga sama sekali tidak ada unsur kubah itu. Atap Kubah awalnya diduga berasal dari bangunan Bizantium dan Persia, yang merupakan jenis atap berbentuk bulat atau setengah bulatan yang berfungsi untuk menutup bangunan dasar berbentuk segi empat, bundar atau bersegi banyak. Ketika Islam menyebar dan berinteraksi dengan budaya dan peradaban lain, tampaknya Islam tidak segan-segan untuk mengambil pilihan-pilihan bentuk yang sudah ada itu, termasuk teknik dan cara membangun yang memang sudah dimiliki oleh masyarakat setempat tersebut.

Perkembangan teknologi baja ringan menawarkan solusi membangun rangka atap masjid yang sesuai dengan karakteristik Indonesia. Beberapa bentuk struktur atap masjid yang sudah menggunakan rangka atap baja ringan diantaranya sebagai berikut:



Tiga contoh di atas menunjukan bahwa perkembangan ke depan, rangka atap baja ringan bisa menjadi solusi untuk membangun struktur rangka atap masjid dengan berbagai ragam bentuk sesuai dengan karakteristik daerah Indonesia.

sumber: ilmusipil.com

2 komentar:

  1. ada g contoh kuda-kuda baja ringan atap masjid 3 lapis bentuk limas

    BalasHapus
    Balasan
    1. ini untuk proyek atw gmn ya?
      bisa hubungi saya di email alishahab.shahab@gmail.com

      Hapus

untuk info dan pertanyaan tinggalkan komentar anda

Subscribe to RSS Feed Follow me on Twitter!