Kamis, 28 Februari 2013

Saat ini dimana-mana ketika melihat sebuah bangunan yang sedang dalam tahap pembangunan terutama yang sedang mangerjakan rangka atap, maka akan kita lihat struktur rangka ata baja berwarna perak,silver digunakan untuk rangka struktur atap, jarang lagi digunakan kayu seperti biasanya. Itulah konstruksi rangka atap baja ringan yang semakin banyak digunakan, bukan hanya pada proyek-proyek besar dan mewah tetapi sudah digunakan juga pada proyek-proyek rumah tinggal tingkat menengah-bawah, gedung sekolah, ruko, bangunan masjid dan lai-lain. Penggunaan bahan yang yang popular dengan sebutan “Baja Ringan” ini penyebarannya tidak terbatas di sekitaran Jabodetabekser saja, dari hasil pengamatan kami sejauh ini penyebaran penggunaan material baja ringan sudah merambah sampai ke daerah diluar pulau jawa, bahkan didaerah yang terkenal dengan kekayaan sumber kayunyapun sudah beralih tidak menggunakan kayu lagi, namun menggunakan baja ringan untuk struktur konstruksi atap bangunannya.


”Baja ringan”…...,  apa itu……, kenapa disebut …. ringan,…..?
Baja yang kita kenal dan umum dalah baja siku, baja WF, H, I dst, berbeda dengan baja konvensional tersebut, baja ringan merupakan baja mutu tinggi yang memiliki bobot ringan dan sangat tipis, namun memiliki kekuatan setara dengan baja konvensional. Baja ringan ini termasuk jenis baja yang dibentuk/diroll dalam keadaan dingin (cold form steel).

Profil rangka atap baja ringan didesain dengan sedemikian rupa agar memudahkan dalam transprtasi, pabrikasi dan pemasangan dilapangan. Kalaupun tipis, baja ringan memiliki derajat kekuatan tarik yang sangat tinggi yaitu sekitar 550 MPa, Sedangkan baja konvensional memiliki kekuatan tarik sekitar 300 MPa. Dengan kelebihan kekuatan tarik dan tegangan yang sangat tinggi, maka transformasi bentuk profilnya menjadi tipis. Ketebalan baja ringan yang tersedia dipasaran umumnya berkisar antara 0,4mm – 1mm.

Kalkulasi teknikal, perhitungan structural baja ringan sangat berbeda dengan baja konvensional,dalam hal ini penggunaan software baja ringan harus memenuhi standarad yang umum digunakan mis: ( AS/NZS 4600-1996 LSDC Australia), BS 5950-5-1998 code Practice for Desain of Cold Formed Thin Gauge Ssection UK, ASTM DLL.

Aplikasi kuda-kuda baja ringan sangat berbeda bila dibandingkan dengan kayu, yaitu jarak kuda-kuda baja ringan dipasang lebih rapat. Semakin besar beban atap yang harus dipikul, jarak kuda-kuda baja ringan semakin rapat. Misalnya penutup atap  dengan bobot ± 50 kg/m2 maka, jarak kuda-kuda bisa mencapai setiap 1,4m. Sementara apabila bobot penutup atap mencapai ± 70kg/m2, maka jarak kuda-kuda bisa menjadi setiap 1,2m (jarak tersebut tentu harus didasarkan pada hasil perhitungan yang akurat sebelumnya)
 
Sumber: http://rangkabaja.com

0 komentar:

Posting Komentar

untuk info dan pertanyaan tinggalkan komentar anda

Subscribe to RSS Feed Follow me on Twitter!